Senin, 03 Februari 2014.
Siang
itu saya mendapat sms atas pinjaman mobil untuk mengangkut barang dari bandung
ke jakarta. yah saya akan pindah ke jakarta untuk menyambung hidup setelah menyelesaikan
study di kota bandung. Memulai perjalanan dari pancoran jam 15.30 wib, pikirku
pasti kami akan terjebak macet karena sebentar lagi akan memasuki jam pulang
kantor.tak lama memasuki tol cawang, kami terjebak macet karena padatnya
kendaraan yang akan keluar tol karawang timur, kami santai saja karena tak ada
sesuatu yang di kejar dan harus terburu-buru.
Kita
pasti akan kejebak macet lagi di km 72 karena perbaikan jalan belum selesai
akibat longsor beberapa hari yang lalu, kataku. dan memang benar, saat sampai
di km 72 kami terjebak macet dari tiga jalur kendaraan harus dibuat satu jalur.
setelah berjam-jam di tol akhirnya jam 21.00 wib kami tiba di bandung. Tidak
langsung angkat barang, tapi kami mampir makan sate padang di tempat langganan,
depan unpad dipatiukur. Setelah beberapa saat muter-muter bandung, kami
memutuskan untuk angkat barang. Dan beberapa kejadian pun dimulai dari sini,
mang yoyo yang biasanya membantu utk angkat barang memakai gerobak sudah pulang
dan akhirnya kami harus mengangkat beban yg cukup berat dengan menggunakan
tenaga sendiri. olahraga malam namanya ini. Setelah semuanya selesai, ban mobil
sebelah kiri depan–belakang kempes belum tau apa penyebabnya dengan udara
dinginnya kota bandung dan ditemani gerimis kami mencari tambal ban yang buka
jam 00.00 wib. Ternyata ada tiga paku yang membuat ban mobil tersebut
bermasalah, beberapa waktu kami menunggu dan alhamdulillah akhirnya selesai dan
kami harus balik ke jakarta.
Perjalanan
dari bandung ke jakarta berharap bebas hambatan seperti kegunaan dari jalan tol
yang kami lewati ini. Sayangnya semua itu tidak terjadi, di tol arah jakarta
tepatnya km 76 setelah menghindari truk besar dan terguncang karena menginjak
beberapa lobang mesin mobil pun tiba-tiba mati di jalur kanan jalan tol. Bayangkan
jalur kanan yang penuh dengan kendaraan cepat dan kau tak bisa turun karena tak
ada orang yang bersedia melambatkan mobilnya. Saya sempat sedikit panik dan
berpikir ke arah yang tidak seharusnya tapi dengan cepat saya menepis pikiran
ini. Beruntung malam itu ada mobil truk yang sopirnya mampir untuk buang air
kecil kami pun meminta tolong, dia bersedia dan membantu untuk mendorong mobil
ke jalur kiri dengan perasaan yang sangat todak enak saya kemudian menghubungi
info tol jasa marga untuk meminta tolong mobil ini di derek ke bengkel
terdekat. Ya Tuhan, sedikitpun tak pernah terlintas di benakku akan mengalami
kejadian ini. Setelah beberapa jam menunggu akhirnya pertolongan pun tiba.
Oya,
saya belum ceritakan kejadian sebelum ini. Sebelum sampai di km 76 kami
menyempatkan waktu untuk beristirahat di km 97 karena kondisi fisik yang tidak
memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Sekedar untuk mengistirahatkan badan
beberapa saat di musholla mesjid. Tepat jam 04.00 pagi saya di bangunkan utk
melanjutkan perjalanan, pagi itu suara mengaji terdengar indah dari mesjid dan
menandakan beberapa saat lagi akan memasuki waktu sholat shubuh. Kami masih di
mobil utk makan pagi itu, dalam hatiku : apa kita sholat dlu aja ya baru
melanjutkan perjalanan, disisi lain : ahhh, nanti sajalah di rest area
selanjutnya baru sholat subuh. Dan dengan rasa tak nyaman yang ada dalam hati
dan tidak mengutarakan utk sholat subuh dlu baru melanjutkan perjalanan. Kami akhirnya
meninggalkan rest area km 97 dengan sedikit perasaan bersalah dan kemudian
kejadian itupun terjadi.
Yaa Tuhan, saya KHILAF !
benar-benar KHILAF dan salah, mungkin ini teguran Mu Tuhan. Harusnya pagi itu
saya sholat dulu baru melanjutkan perjalanan, apa namanya ini dengan sengaja
menunda-nunda waktu sholat !!! nadia-nadia
...............................................................
Tidak tidur seharian, mobil
beres diperbaiki jam 11 siang ... ada teguran di peristiwa ini.