Anak Muda Melawan
Korupsi
Korupsi Bukan Gaya Hidup Anak Muda
“Idealisme
adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda” (Tan Malaka)
Saya
sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Tan Malaka, pemikiran yang dimiliki oleh
anak muda masih murni tanpa terkontaminasi oleh pemikiran-pemikiran yang
bersifat politik dan mementingkan diri sendiri. Idealisme merupakan sebuah
pemikiran yang menganggap bahwasanya sesuatu itu harus berjalan sebagaimana
mestinya atau se-ideal mungkin. Enam puluh delapan tahun silam pun negeri ini
terbebas dari penjajahan berkat anak-anak muda, semangat yang mereka miliki
terus membara tanpa pernah padam.
Korupsi
bukan merupakan sesuatu yang baru, bahkan beratus-ratus tahun sebelumnya
orang-orang telah mempraktekannya dengan memakai istilah yang berbeda. Secara
sederhana saya mendefinisikan korupsi merupakan perbuatan yang mengambil hak
orang lain dengan bertujuan untuk memperkaya diri atau penyalahgunaan wewenang
untuk kepentingan pribadi.
Gaya
hidup anak muda saat ini telah banyak dipengaruhi oleh budaya konsumtif yang
semakin hari semakin mewabah di indonesia. Melakukan sesuatu bukan lagi atas
dasar kebutuhan melainkan keinginan yang cenderung dikedepankan. Anak muda
merupakan generasi perubah bangsa yang saat ini sedang sakit, bangsa yang
penyakit utamanya adalah kekurangan moral, kejujuran bahkan minimnya integritas
yang dimiliki.
Dalam survey integritas yang dilakukan oleh Transparancy International Indonesia tahun
2012 dalam menguji integritas anak muda di ruang publik, misalnya ketika
berhadapan dengan penilangan oleh aparat kepolisian sekitar kurang lebih 50%
anak muda memilih “uang damai” sebagai cara keluar dari masalah. Anak muda
kebanyakan akan cenderung mengalahkan dan mengeliminasi sikap integritas yang
semestinya dikedepankan. Sangat miris ketika hal ini terjadi terus menerus dan
menjadi sebuah kebiasaan. Anak muda akan berpikir masalah hukum akan dengan
mudahnya diselesikan dengan uang.
Gaya hidup anak muda yang seperti dijelaskan diatas
tidak patut untuk ditiru. Saya percaya dan akan selalu percaya dengan carut
marutnya negeri ini masih banyak anak-anak muda yang dengan gagah beraninya
melawan segala bentuk ketidakjujuran yang terjadi, masih banyak anak-anak muda
yang berada di garis terdepan untuk memerangi para koruptor. Semangat yang
terus berkobar melawan segala bentuk ketidakadilan tentunya akan menyisahkan
perih dan butuh pengorbanan yang besar. Jika berkaca pada generasi sebelumnya
yang telah melewati masa ini, seharusnya mereka dapat menjadi contoh yang baik
tapi yang terjadi malah sebaliknya. Daripada terus mengutuk kegelapan, kenapa
tidak mulai menyalakan lilin ? Sebuah kalimat lugas yang diucapkan oleh Adlai
Stevenson yang dialamatkan untuk Eleanor Roosevelt begitu sarat akan
makna. Ibaratnya ketika kita berada dalam kegelapan, sampai berbusa mulut kita
mengumpat tak akan ada perubahan sampai kita menyalakan sebatang lilin atau
alat penerangan lainnya. Berbuat lebih baik daripada sekedar berkata-kata. Jika
terus menerus mencaci dan memprotes apa yang dilakukan pejabat-pejabat negeri tanpa
bertindak sesuatu yah selamanya akan tetap seperti itu tanpa ada perubahan yang
berarti.
Tunjukan pada dunia bahwa anak-anak muda mampu
menciptakan gaya hidup mereka sendiri untuk terbebas dari masalah korupsi.
Dimulai dari diri sendiri hilangkan stigma masyarakat yang memandang anak muda
adalah anak yang manja, bergantung pada orang tua, belum mampu melakukan
sesuatu yang lebih. Itu semua tentunya dilakukan dengan tindakan nyata. Salah
satunya dimulai dengan hal kecil yaitu konsisten pada waktu, karena waktu akan
terus berjalan kedepan tanpa sedikitpun menyisakan tempat untuk menengok kebelakang,
yang sudah lewat tidak mungkin bisa terulang kembali. Intinya marilah berbuat
untuk kemajuan indonesia kedepannya.
Kalau
kata Tan Malaka idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda
tentunya mereka hanya berkata, berbuat, dan bertindak atas nama kebenaran. Anak
muda selalu yakin dan percaya bahwa kebenaran harus disampaikan. Apapun
hasilnya nanti kebenaran harus tetap di suarakan. Keadilan harus diperjuangkan
meskipun dengan susah payah untuk mencapainya. Saya sendiri selalu yakin bahwa
hasil yang baik akan ditentukan oleh perjuangan yang tidak mudah. Hasil yang
didapatkan pun akan berbanding lurus oleh proses yang dijalani. Kemudian Anak
muda secara sadar akan memahami potensinya untuk memberantas korupsi.
Di tengah persoalan bangsa yang
semakin pelik terutama pada kasus korupsi, bangsa ini membutuhkan generasi muda
yang sadar akan nasib bangsanya. Sadar akan peran dan tanggungjawab bahwa anak
muda lah yang akan memainkan peran ini. Anak muda yang menjadi aktor dari
perubahan itu sendiri. Ingat bahwa setiap generasi berhak menulis sejarahnya
sendiri. Jangan sampai mahasiswa malah berubah menjadi leviathan, meminjam
istilah Thomas Hobbes, yang malah menjadi aktor di balik carut-marutnya kondisi
negara ini.
Lebih baik diasingkan daripada
menyerah pada kemunafikan, Soe Hok Gie. Jadilah anak muda yang tetap berpegang
teguh pada nilai-nila integritas, kejujuran, dan kebaikan moral. Anak muda akan
selalu optimis bahwa kelak negeri yang carut marut ini akan menjadi lebih baik,
karena harapan itu ada pada mereka. Sudah saatnya anak muda mengatakan bahwa
Korupsi Bukan Gaya Hidup Anak Muda! Jika ketidakadilan masih terjadi, korupsi
masih merajalela Perjuangan Anak Muda Tidak akan pernah Berhenti.
Bahan Bacaan
Transparancy International Indonesia.
2012. Hasil Riset Survey Integritas Anak Muda. Jakarta
Yusran Darmawan. 2012. Kami Anak
Muda, Bung!. Athens
#sekedar info ini tulisan saya yang terpilih untuk mengikuti seleksi untuk masuk di sekolah anti korupsi yang diadakan oleh ICW. sayangnya karena ada agenda lain yang tak bisa ditinggalkan dan waktunya pun bertepatan akhirnya saya tak dapat mengikuti sekolah anti korupsi tersebut ! :(